Berikut penjabarannya....
Kalau saya tidak salah kutip dari suatu tulisan di majalah
bisnis terkemuka di tanah air, sekitar 75% masyarakat Indonesia membeli mobil
dengan cara kredit. Baik melalui bank atau pun lembaga pembiayaan (leasing)
lainnya. Tentu saja ini merupakan pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi
pihak pembiayaan/bank di satu sisi dan bagi konsumen/pembeli dengan membeli
mobil (terutama mobil baru) dengan cara kredit mereka dengan hanya menyiapkan
sekitar 10%-30% uang muka sudah dapat memiliki sebuah mobil. Tetapi sadarkah
kita bahwa di balik mudahnya memiliki sebuah mobil dengan cara kredit tersebut,
ternyata kita harus membayar cost yang teramat mahal. Saya akan beberkan di
bawah ini perhitungan dan penjelasannya secara lengkap.
Pemahaman Konsumen yang Tidak Lengkap
Perhatikanlah, selama ini apabila kita ingin membeli mobil dengan cara kredit,
pertimbangan dan persiapan utama kita adalah hanya pada kemampuan untuk
membayar cicilan tiap bulannya. Padahal kita juga harus mempertimbangan banyak
komponen biaya lainnya yang muncul dan harus kita bayar selama kepemilikan
mobil tersebut dalam masa kredit, dan sayangnya ini lah yang paling banyak kita
lupakan.
Baiklah sekarang saya akan bahas tentang bagaimana contoh simulasi sebuah
konsumen yang membeli sebuah mobil dengan cara kredit di bawah ini yang kami
ambil dari situs
http://www.oto.co.id tanggal
18 September 2007:
Mobil : Toyota New Avanza 1500 cc
Harga Tunai : Rp. 131.300.000,-
Uang Muka : Rp. 32.825.000,- (25% dari harga tunai)
Asuransi : Rp. 10.635.300,- ( All risk 8,10%)
Cicilan : Rp. 3.787.500,-
Bunga : 12,82%% per tahun
Jangka waktu : 36 bulan
Administrasi : Rp. 475.000,-
Total Pembayaran Pertama : Rp. 47.772.800,-
Mari kita lihat proses pelunasan yang wajib dibayar oleh konsumen tersebut
selama tiga tahun seperti yang kami tunjukkan pada tabel di file
simulasi-mobil.pdf:
Hasil rekapitulasi:
Total Cicilan : Rp. 136.350.000
Total Biaya Bensin : Rp. 36.000.000
Total Biaya Pajak : Rp. 4.500.000
Total Biaya Pemeliharaan : Rp. 8.400.000
Total Seluruh Biaya Selama Masa Kredit 3 tahun : Rp. 227.360.300,-
Wow!, lihatlah bila masa kredit kita selesai maka kurang lebih total biaya yang
harus kita keluarkan untuk mobil tersebut menjadi sangat besar…! Ingat lho uang
segitu itu adalah uang hilang alias hangus. Perhatikan juga, biaya-biaya
semacam pembelian bensin, pajak dan pemeliharaan kendaraan selama tiga tahun
tersebut kebanyakan kurang menjadi perhatian kita ketika ingin kredit mobil.
Padahal harus kita ingat juga bahwa mobil adalah benda yang akan mengalami
penyusutan harga (deprisiasi) dari tahun ke tahun. Bila kita asumsikan
penyusutan mobil tersebut kira-kira 8% (delapan persen) per tahun, maka setelah
selesai masa kredit harga mobil baru kita tersebut akan menjadi:
Rp. 131.300.000 x 8% x 3 = Rp. 31.512.000. Berarti dalam waktu tiga tahun harga
mobil kita menyusut sebesar angka tersebut. Sehingga mobil tersebut kini hanya
bernilai Rp. 99.788.000. Coba bandingkan dengan total uang yang Anda bayarkan
selama 3 tahun tersebut dengan kondisi nilai mobil kita kini! Sungguh sangat
menyesakkan dada…
Bagaimana Kalau Diinvestasikan?
Sekarang misalnya dengan uang hangus sebesar Rp. 227.360.300 tersebut, bila
kita tumbuhkembangkan misalnya ke salah satu instrumen investasi yang memiliki
hasil return (bagi/imbal hasil) sebesar 10% per tahun (flat), dan kita endapkan
selama 15 tahun. Berapa uang yang akan kita miliki kelak? Perhatikan tabel di
file yang telah Anda download tadi.
Wow, lihatlah uang yang Anda simpan selama 15 tahun sekarang sudah mencapai
hampir 1 Miliar rupiah… Nah sekarang tinggal Anda pilih, mau tetap ngotot beli
mobil baru dengan cara kredit tapi dengan konsekuensi “menghanguskan” uang
sebanyak itu? Atau dengan cerdas, tetap mengeluarkan uang sebanyak itu tetapi
bukan untuk membeli mobil, melainkan dikembangbiakka dalam bentuk investasi
seperti perhitungan di atas.
Solusi dan Kesimpulan
Memang mungkin ada yang sinis terhadap hitung-hitungan saya di atas, misalnya:
“… kok kita jadi pelit banget ya sama uang, bukannya itu berarti kita jadi
budak uang…?” atau juga misalnya “… selama 3 tahun itu kan kita bisa lancar
menjalani segala urusan misalnya bisnis dll, sehingga bisa dapat uang banyak,
jadi gak seberapalah uang yang dikeluarkan selama tiga tahun tersebut…“
Untuk komentar pertama bukannya kita pelit/jadi budak uang, tetapi bagaimana
kita bisa bijaksana dalam memperlakukan uang tersebut. Apalagi di masa depan,
kebutuhan akan uang tentu akan bertambah banyak misalnya pendidikan anak, dan
pensiun. Untuk komentar kedua di satu sisi ada benarnya juga, tetapi tolong
jujurlah dengan hati nurani kita, apa harus dengan membeli mobil baru dengan
cara kredit untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan bisnis Anda?
Menurut hemat saya, bila kita ingin membeli mobil dengan cerdas dan bijak
adalah dengan membeli mobil second (dalam kondisi sangat ok) dan dibeli tunai.
Dua kunci utama yaitu mobil bekas dan tunai, itu prinsipnya. Karena mobil bekas
yang masih dalam keadaan bagus tidak kalah nyamannya bila kita membeli baru dan
juga dengan fasilitas yang prima. Karena perlu kita ingat setiap mobil baru
yang kita beli seketika keluar dari dealer, maka otomatis harganya/nilainya
langsung turun. Dan mengapa harus dibayar tunai, karena tentu kita harus
menghindari beban biaya yang harus kita tanggung (semisal bunga) yang harus
kita bayar selama jangka waktu kredit tersebut.
Semoga dapat membantu menambah wawasan kita semua.